Responden :
Syaiful Rohman
Jabatan : Tutor
Tartili Wilayah Jawa, dan Sumatra
1. Apa pengertian dari
tartili?
Tartili berasal
dari kata tartiilan (ترتيلا) yang
berarti, pelan, atau kalem (bhs Jawa), sedangkan tartil menurut istilah adalah
membaca Al-Qur’an dengan suara pelan namun tidak menghilangkan makhraj, shifat,
serta tajwidnya Al-Qur’an.
2. Bagaimanakah konsep pembelajaran tartili?
Tartili terdiri
dari 55 halaman X 4 jilid dengan ketentuan:
I.
Jilid satu
1.1
Pengenalan huruf hijaiyah
28
Ø
Hal 1, Huruf alif-ya’ (أ-(ي,
disertai pengenalan kharakat ; fathah.
Ø
Hal 43, pengenalan kharakat
kasrah.
Ø
Hal 49, pengenalan kharakat
dlomah.
II.
Jilid dua
2.1
Membaca huruf sambung
Ø
Hal 1-11, huruf alif-ya’
Ø
Hal 12, pengenalan fathah
tanwin (kharakat dobel)
Ø
Hal 17, pengenalan kasrah
tanwin
Ø
Hal 22, pengenalan dlomah
tanwin
2.2
Membaca panjang pendek (dua
ketukan)
Ø
Hal 30, fathah diikuti alif
Ø
Hal 35, fathah berdiri
Ø
Hal 39, kasrah diikuti ya’
sukun (mati)
Ø
Hal 43, dlomah diikuti wawu
sukun (mati)
Ø
Hal 48, kasroh berdiri,
dlomah terbalik
III.
Jilid tiga
3.1
Membaca huruf sukun (mati)
Ø
Hal 1, alif – ya’
Ø
Hal 6 & 10, alif lam
(al ta’rif)
Ø
Hal 13, fathah diikuti ya’
sukun (huruf layn)
Ø
Hal 16, fathah diikuti wawu
sukun
3.2
Menerapkan mahraj serta
sifat huruf
Ø
Hal 27-31, bacaan qol-qolah
Ø
Hal 35, huruf bertasdid
(dobel)
Ø
Hal 39, al-syamsiyah
Ø
Hal 51, al-jalalah (tarqiq,
tafhim / tipis, tebal)
IV.
Jilid empat
4.1
Bacaan dengung
Ø
Hal 1, nun & mim yang
di tasdid
Ø
Hal 13, nun mati dan tanwin
bertemu huruf ikhfa’
Ø
Hal 19-21, bacaan idgham
bighunnah
Ø
Hal 23, nun mati dan tanwin
bertemu huruf ba’ (iqlab)
Ø
Hal 25, mim mati bertemu
huruf ba’
Ø
Hal 27, mim mati bertemu
huruf mim
4.2
Tidak boleh dibaca dengung
(harus dibaca jelas)
Ø
Hal 29, nun mati dan tanwin
bertemu huruf lam
Ø
Hal 31, nun mati dan tanwin
bertemu huruf ro’
Ø
Hal 33-35, nun mati dan
tanwin bertemu dengan huruf idzhar
4.3
Bacaan mad
Ø
Hal 37, panjang lima
ketukan / 2,5 alif
4.4
Tanda waqaf (berhenti)
Ø
Hal 47, harus berhenti
Ø
Hal 49, berhenti disalah
satu titik (mu’anaqoh)
3. Mengapa tartili menjadi judul dalam pembelajaran method
tersebut, dan apa landasannya?
Judul diambilkan
sesuai dengan artinya, yaitu bahwa membaca Al-Qur’an yang paling baik adalah
dengan cara tartil, sesuai dengan firman Alloh: ورتل
القران ترتيلا
4. Siapakah yang mengembangkan method tersebut, mohon jelaskan
riwayat dan asal mencetus method tersebut?
Methode tartili
dikarang langsung oleh: Alhafidz Ustd
Syamsul Arifin . Beliau adalah pengasuh Pon Pes DARUL HIDAYAH, Kesilir,
Wuluhan, Jember, Jawa Timur.
Dulu beliau pernah
dipercaya sebagai coordinator method Qira’ati se- Wilayah Jawa dan Bali,
kemudian pada pertengahan tahun 2000 beliau menciptakan method sendiri yang
diberi nama “METODE BELAJAR AL-QUR’AN TARTILI”
5. Darimanakah asal method tersebut muncul?
Pertama gagasan
itu muncul dari pemikiran beliau sendiri, serta didorong oleh keinginan para
teman seperjuangan
6. Latar belakang di ciptakannya metode tartili adalah:
A.
Intern
Dulu sebelum metode tartili muncul sudah ada beberapa
metode yang mengajarkan tentang cara cepat belajar membaca Al-Qura’an,
diantaranya Metode Iqro’, Qira’ati, Dirosati, Tartila, Yanbu’a. Namun
karna dirasa metode-metode tersebut kurang efesian, menjenuhkan, serta
memerlukan terlalu banyak waktu maka beliau sepakat untuk menciptakan metode
sendiri.
B.
Ekstern
Pengarang metode tartili adalah orang yang dulu
pernah berjasa besar dalam mengembangkan metode Qiro’ati wilayah Jawa
dan Bali, sementara itu, metode Qira’ati pengarangnya berada di Semarang Jawa
Tengah, sedangkan beliau menetap di daerah Jember jawa timur sehingga beliau
kesulitan mendatangkan kitab / buku Qira’ati tersebut , lantas atas dasar itu
beliau mencipkan metode yang diberi nama Metode Tartili.
7. Sejauh manakah perkembangan metode tartili pada saat ini?
Sejak pertama kali
metode tartili muncul, yaitu mulai pertengahan tahun 2000 – sekarang,
Alhamdulilah sudah berkembang pesat lebih dari 850 Lembaga Pendidikan Al-Qur’an
yang memakai method tartili, khususnya
di Wilayah Jawa Timur, Kudus, Semarang, Jakarta,dan Bali, bahkan baru-baru ini
telah berkembang di Wilayah Sumatra,
terutama daerah Lampung, dan Bengkulu.
8. Kepada siapakah metode tartili tersebut dapat
diajarkan/disampaikan?
Metode tartili
boleh diajarkan kepada siapapun tdak ada batasan usia, mulai anak usia 4-5
tahun (anak PAUD/TK), usia 6-12 tahun (anak SD/MI), usia 13-15 tahun (anak
SMP/MTs), usia 16-18 tahun (anak SMA/MA), bahkan boleh diajarkan kepada
Mahasiswa (Jakarta & Malang) , dan Masyarakat umum (Ibu-ibu), yang memang
belum pernah belajar / belum bisa sama
sekali membaca Al-Qur’an.
9. Terdiri dari berapa jilid metode tersebut, mohon jelaskan
penekanan- penekanan yang diterapkan pada masing-masing jilid?
Tartili terdiri
dari 4 jilid:
Jilid Satu,
penekanan pada:
ü
Huruf hijaiyah 28
ü
Kharokat; fathah, kasrah, dlomah
ü
Membacanya dengan cepat
Jilid Dua,
penekanan pada:
ü
Panjang pendek yang dua
ketukan(mad tabi’i)
ü
Huruf sambung
ü
Kharokat; fathah tanwin,
kasrah tanwin, dlomah tanein.
ü
Tidak boleh salah membaca
huruf.
Jilid Tiga, penekanan pada:
ü
Mahraj serta sifat huruf
ü
Huruf mati (sukun)
ü
Tidak boleh salah huruf dan
panjang pendek harus lancar
Jilid Empat, penekanan pada:
ü
Bacaan dengung (hunnah,
ihfa’, iqlab)
ü
Tanda waqaf (berhenti)
ü
Panjang lima ketukan (mad
wajib)
ü
Membaca dengan benar sesuai
dengan qaidah tajwid Al-qur’an.
10. Mulai tahun berapakah metode tersebut dimulai?
Tahun 2000 M
11. Mohon sebutkan keunggulan dan kelemahan metode tartili
tersebut!
A.
Keunggulan
ü
Terdiri hanya 4 jilid,55
halaman perjilid, sehingga tidak terlalu
banyak makan waktu.
ü
Waktu relative singkat,
(7,5 bulan)
ü
Boleh diajarkan kepada siapa
saja tanpa batas usia
ü
Menggunakan system klasikal
baca simak (satu membaca yang lain menirukan) sehingga mudah faham dan hafal,
karna di ulang-ulang sebanyak siswa dalam satu kelas itu.
ü
Tidak membutuhkan terlalu
banyak Guru/Ustadz (satu guru bisa mengajar tujuh kelas sekaligus).
B.
Kelemahan
ü
Bagi anak yang daya fikir
nya agak lemah, maka ia akan sering merasa kesulitan,
ü
Bagi anak yang sering tidak
hadir, maka ia akan ketinggalan pelajaran, karna satu kls halamannya sama.
12. Upaya apakah yang telah diterapkan untuk pengembangan metode
tersebut agar metode tersebut dapat diterima oleh masyarakat?
Sosialisasi /
penyuluhan pada lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pengajaran Al-qur’an,
yaitu dengan cara Penataran, Diklat, Pembinaan, dan Work Shop pada Guru /
Ustadz dan Ustadzah Calon pengajar Al-Qur’an.
13. Mohon dijelaskan metode pembelajaran tartili secara umum!
Metode tartili
adalah suatu cara untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan cepat, secara kelompok
(kelas) dengan system klasikal baca simak (satu membaca yang lain
menirukan), sehingga tidak terlalu membutuhkan banyak guru/ustadz.
14. Adakah buku yang dijadikan pembelajaran metode tartili?
Buku yang khusus
tidak ada, namun sebagai pertimbangannya adalah pada buku-buku metode terdahulu
yang pernah Pengarang Ampu /jalankan sebelumnya.
15. Apakah sudah ada pengakuan dari pihak yang berwenang tentang
pengembangan metode tersebut?
Sudah ada, yaitu
dari LP MA’ARIF NU Wilayah Jawa Timur.
Apakah benar metode tartili itu 4 jilid soalnya saya menemukan juga di artikel2 lain kalau metode ini memiliki 6 jilid
BalasHapusYang 6 jilid itu dari purwokerto yg 4 jilid dari jember,, jadi beda pengarang
Hapuskenapa ya di youtube masih jarang
HapusEa karena tidak di jual bebas, jadi harus lewat pembinaan dan sanad keilmuan yang langsung dari pengarang
HapusAlhamdulillah tartil
BalasHapusi semakin maju
Trimakasih
HapusGimanq cara memesan buku tartili
BalasHapusHub wa 081331508000
HapusTrimakasih
assalamualaikum
BalasHapusmohon izin ustadz saya dari TPQ AL IHKLAS dukuhdempok kecamatan wuluhan pimpinan dari USTADZ FAHURI
memohon izin untuk mengambil artikel yang dimana disini saya ingin menjadikan artikel tersebut menjadi vidio pembelajaran untuk sejarahnya berdirinya TARTILI
Apabila di perkenankan bisa jadi pembelajaran sekaligus pengenalan kepada para santriwan/santriwati agar mengenal ataupun mengetahui tentang berdirinya metode tartili
Waalaikumsalam..
BalasHapusSilakan ustadz..
Dengan senang hati..
Semoga bermanfaat..
Assalamu'alaikum ustadz,, saya asal lampung, dulu pernah belajar pake tartili sekitar 15th yg lalu dan sampai sekarang di tempat saya masih menggunakan metode ini, langsung orang dari jawa yg dateng kesini. tapi sayangnya sekarang kitab tartilinya udah tdk lengkap, maklum karna yg belajar anak" kecil jdi pada gk bisa ngerawat..jdi belajarnya pake iqro tapi nadanya pake tartili. apakah bisa kami keluarga besar Yayasan Ansorulloh meminta untuk di kirimkan yg lengkap mulai dari jilid 1-4 serta tajuwid dan tauhid...bilamana bisa mohon kabari saya lewat WA 082132997388...trimakasi wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barokatu....
BalasHapusMudah" an di respon...aamiin
Waalaikumsalam
HapusBisa banget, kalau boleh tau lampungnya daerah mana, karena di lampung jg sudah ada yang memakai tartili